Mungkin diantara sekian banyaknya Bupati yang menjabat di Kabupaten Tegal ini dari masa ke masa, ada salah satu Bupati yang katanya memang mendapatkan julukan THE LUCKY MAN. Siapa lagi kalau bukan mantan Bupati Tegal H. Agus Riyanto S.Sos MM yang menjabat sebagai Bupati Tegal sejak tahun 2004 sampai 2011 silam. Kisah perjalanan pemerintahannya penuh dengan keberuntungan yang berarti, apalagi sejak belum jadi Bupati saja sudah kejatuhan bulan.
Berawal di Desa Margasari, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal' sepasang suami-istri sebut saja Makdori dan Suciati dikaruniai Allah SWT seorang anak laki-laki yang lahir pada tanggal 16 Agustus 1965. Anak itu sejak muncul ke alam dunia ini sudah menunjukan tanda-tanda bahwa ia akan menjadi pemimpin yang nanti akan menjadi orang paling dikenal.
Anak laki-laki itu diberi nama Agus Riyanto, bayi yang belum genap 1 hari hidup didunia ini sudah menjadi pertanda bagus buat ayahandanya. Walaupun harus hidup dalam kemiskinan yang teramat sangat, ia tetap berusaha hidup seperti layaknya orang-orang mampu. Lelaki yang suka mandi di sungai dan main permainan tradisional ini hidup di awal zaman Orde Baru , pada usia 6 tahun ia bersekolah di SD N 2 Margasari dan dinyatakan lulus pada pertengahan tahun 1980.
Sebagai seorang anak desa, Agus Riyanto merupakan sosok yang bersahaja dimata kawan-kawan dan masyarakat di kampungnya. meskipun agak sedikit nakal' tetapi ia memiliki sikap pendiam yang membuatnya menjadi primadona gadis remaja di desanya kala memasuki usia remaja.
Usia 12 tahun ia melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Margasari di tahun ajaran 1980/1981, di usia semuda itu ia aktif dalam kegiatan berorganisasi khususnya Osis. Terlebih dimata guru-gurunya ia merupakan anak laki-laki yang paling baik nilai Matematika nya dibanding anak-anak laki-laki sebayanya yang lain.
Lantas guru-guru yang mengajar di kelasnya begitu bangga dan memberikan keringanan buatnya, ia mendapat Bea Siswa menjelang kenaikan kelas 3. begitu mengikuti EBTANAS ia lulus 100% dan siap melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Namun karena di daerahnya belum ada SMA, maka terpaksa Agus Riyanto muda harus pergi ke Slawi dan bersekolah di SMA N 1 Slawi.
Dalam kesehariannya ia selalu menaiki Sepeda Onthel milik sang ayah ketika berangkat sekolah, coba bayangkan, ketika berangkat ke sekolahnya ia menaiki Sepeda Onthel dari Margasari menuju Slawi ?
Sudah pasti terlintas didalam bayangan kita rasa lelah yang begitu menguras tenaga dan pikiran.
Namun hal semacam itu sudah biasa ia hadapi, terlebih saat masuk SMA' Agus Riyanto muda lebih menjadi anak baik-baik dari pada mengikuti teman-temannya yang badung-badung. Maka tak heran ia kembali meraih kesuksesan sebagai pelajar. Lalu pada tahun 1986, Agus Riyanto muda lulus EBTANAS SMA dan meraih Bea Siswa lagi.
Setelah 6 bulan dari lulus SMA, ia malah menganggur karena tiada lowongan pekerjaan di kotanya dan lebih sering di desa demi membantu orang tuanya yang bekerja di Sawah.
Sampai suatu ketika ia memutuskan untuk kembali ke dunia pendirikan dengan mendaftarkan diri sebagai Mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Solo.
Bermodal kenekatan yang beralasan tersebut menjadikannya sebagai Mahasiswa yang beruntung, ketika ia menjadi mahasiswa ia selalu memperoleh fasilitas dari teman-temannya. Hebatnya ia diangkat oleh kawan-kawannya sebagai Ketua Keluarga Mahasiswa Tegal dengan masa jabatan antara tahun 1987-1991.
Dan pada tahun 1994 ia menyelesaikan kuliahnya dan menggarap skripsi untuk kelulusannya sehingga di anugerahi gelar S.Sos. Kemudian setelah menyelesaikan kuliahnya, Agus Riyanto pulang ke Tegal dan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan di desanya.
Begitu masuk tahun 1998, ia mengikuti seleksi calon kepala desa Margasari' tanpa mengeluarkan biaya yang banyak ia justru bisa menang. Maka sejak saat itu ia menjadi orang nomor 1 di Margasari, kemudian secara historis ia telah berhasil mencetak sejarah sebagai kepala desa ter-muda.
Sejak jadi Kepala Desa, Agus Riyanto mulai aktif didunia politik sebagai anggota kader Partai PDI-P, karena seringnya ia ikut seminar dan kegiatan partai yang banyak. Maka secara tidak sengaja ia ditunjuk memimpin partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut pada tahun 2001. Dan secara otomatis ia merangkap sebagai Ketua DPRD Kabupaten Tegal. Setelah menjadi pimpinan para wakil rakyat, Agus Riyanto mulai melepas jabatannya sebagai Kepala Desa dan menyerahkannya kepada penggantinya.
Menjelang Pemilihan Umum 2004, Agus Riyanto sebenarnya ingin mencalonkan diri sebagai Anggota legislatif demi mengamankan kursi Ketua DPRD Kabupaten Tegal. Tetapi di saat yang sama posisi orang nomor 1 di Kabupaten Tegal juga sedang mengalami peralihan kekuasaan. Atas desakan kader-kader PDI-P, ia maju sebagai kandidat kuat calon Bupati Tegal periode 2004-2009. Ternyata setelah proses pemilihan yang dilakukan oleh semua anggota DPRD, secara mutlak Agus Riyanto menang sebagai Bupati terpilih dan langsung diambil sumpahnya pada hari itu juga.
10 Januari 2004 merupakan tanggal bersejarah bagi Agus Riyanto, setelah memenangkan pemilihan bupati via polling oleh DPRD' ia pulang ke Margasari dan merayakan kemenangannya di sana. Dan beberapa bulan kemudian ia melantik anggota DPRD yang baru setelah diadakannya Pemilihan Umum pada tanggal 5 April 2004 secara serentak. Pada Bulan Juli 2004, Agus Riyanto yang kala itu sudah dipanggil "Pak Bupati" datang ke kantor DPRD dan melantik sejumlah anggota DPRD yang baru saja memenangkan Pemilu.
Selama pemerintahannya, Agus Riyanto banyak menelurkan program pro rakyat dan sering mengunjungi rakyat. Apalagi ketika posisinya hendak terancam menjelang Pemilihan Bupati 2008, pada akhir tahun 2006 ia sudah bersiap-siap mencalonkan diri kembali sebagai Bupati Tegal. Maka menjelang pencalonannya kembali sebagai Bupati, banyak perubahan terjadi didalam Kabupaten Tegal. Pembangunan yang tadinya berjalan lamban dan molor, malah dipercepat dan dituntaskan.
Januari 2008, Agus Riyanto secara simbolis menunjuk Hery Soelistyawan SH. M.Hum sebagai pendampingnya dalam berkompetisi di Pilkada nanti. Maka sejak saat itu Agus Riyanto melancarkan serangan demi serangan guna meraih simpati rakyat agar ia bisa memimpin Tegal lagi.
Maka di bulan Oktober 2008, Pemilihan Bupati Tegal untuk pertama kalinya diadakan dan yang memenangkan kompetisi politik tersebut sudah pasti Agus Riyanto S.Sos MM yang berpasangan dengan Hery Soelistyawan SH.M.Hum. Kemenangan THE LUCKY MAN sempat menimbulkan kontroversi dan tanda tanya, apalagi ada beberapa pihak yang tidak setuju akan hasil Pilkada 2008 yang menurut mereka janggal. Akhirnya ia terpilih kembali menjadi Bupati Tegal periode 2008-2013.
Namun perjalan karir sang Bupati harus terhenti kala ia mendapat tuduhan korupsi oleh kejaksaan negeri setempat. Orang-orang kejaksaan yang berhasil menghubunginya segera menangkap Agus Riyanto dan menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara pada tahun 2011. Sang Bupati terbukti bersalah setelah diketahui memakai uang pembangunan jalan lingkar kota slawi atau JALINGKOS untuk biaya ibadah haji.
Maka sejak saat itulah hingga kini Agus Riyanto mendekam dibalik dinginnya tirai besi, untuk menembus kesalahannya ia merelakan harta-harta yang selama ini ia kumpulkan disita dan disumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Maka sejak bulan Agustus 2011, Wakil Bupati Tegal Hery Soelistyawan SH.M.Hum ditunjuk menggantikan Agus Riyanto S.Sos MM sebagai PLT Bupati.
(TAMAT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar