8/22/2020

Mahabharata : Raden Abimanyu Satria Tanjung Anom



 Gambar : Raden Abimanyu

Raden Abimanyu adalah putra Raden Arjuna dan Dewi Wara Sembadra. Raden Abimanyu merupakan anak sulung dari belasan anak Raden Arjuna yang menjadi pewaris tahta Kerajaan.
Raden Abimanyu bertempat tinggal di Kasatriyan Plangkawati yang berstatus kadipaten.

Kasatriyan Plangkawati beribukota di Tanjung Anom dan merupakan wilayah otonom Kasatriyan Madukara yang notabene setingkat propinsi/negara bagian.

Raden Abimanyu memiliki dua orang istri yakni Dewi Siti Sundari, putri Prabu Sri Batara Kresna dan Dewi Utari putri Prabu Sri Baginda Matswapati.


Dari pernikahannya dengan Dewi Siti Sundari, Raden Abimanyu memiliki anak berwujud denawa yang diberi nama Bambang Senggoto. 

Konon, Raden Abimanyu malu memiliki anak berparas denawa dan membuangnya ke hutan hingga kelak Bambang Senggoto menuntut balas atas perbuatan Raden Abimanyu kala membuangnya dulu.

Diceritakan Raden Abimanyu menikah lagi dengan Dewi Utari lantaran balas budi Prabu Sri Baginda Matswapati atas kepahlawanan para Pandawa yang sudah menyelamatkan negeri Wirata dari kudeta Raden Rupakenca dan Raden Kencakarupa.

Bambang Senggoto yang hidup di tengah hutan selama belasan tahun ingin membalas dendam kepada Raden Abimanyu karena sudah membuangnya setelah dilahirkan.

Bambang Senggoto berniat merebut Dewi Utari namun gagal karena saat "Ngraman" kerajaan Wirata malah dihabisi oleh Raden Werkudara yang notabene uwaknya sendiri.

Sebelum tewas dibunuh Raden Werkudara, Bambang Senggoto bersumpah pernikahan Raden Abimanyu dengan Dewi Utari tidak lama usianya karena ditakdirkan untuk mati sebelum anaknya lahir.
Anak yang dimaksud adalah anak Dewi Utari yang kelak menjadi raja Hastina setelah Baratayuda, yakni Parikesit. 


Raden Abimanyu kemudian diangkat jadi senopati agung menggantikan Raden Trustajumena yang terluka saat berperang melawan Prabu Bogadenta.

Raden Abimanyu akhirnya gugur di tangan Para Kurawa yang terdiri dari Prabu Duryudana, Raden Dursasana, Raden Kartamarma, Raden Citraksa, Raden Citraksi dan Raden Durgempa.

Tragisnya, meski sudah terbujur kaku setelah dikeroyok' salah satu punggawa yang membela Hastina yakni Adipati Jayadrata menghadiahi Raden Abimanyu dengan hantaman Gada Kyai Glinggang yang tepat mengenai tempurung kepala.

Raden Abimanyu gugur sebagai pahlawan sekaligus menebus kekhilafannya saat dulu membuang anak kandungnya dari Dewi Utari' Bambang Senggoto. 


== SELESAI ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar