7/09/2021

Tukang Sapu Jadi Direktur

 
Dulu ada seorang mahasiswa jurusan Ekonomi yang pernah bekerja sampingan menjadi tukang sapu di sebuah kantor perusahaan.
Dia bekerja dan belajar dengan giat hingga tak sempat menikmati hari-harinya untuk istirahat.
Namun, suatu ketika ia harus mementingkan studinya di kampus agar dapat meraih gelar sarjana yang diimpikannya.
 
Rupanya, pihak kampus sedang mengadakan program wisuda 1000 mahasiswa-mahasiswi untuk mengukuhkan kemajuan dunia pendidikan di perguruan tinggi.
Artinya tidak ada waktu lenggang untuk bersantai bagi seluruh mahasiswa, dan mahasiswa yang bekerja sebagai tukang sapu itu juga turut mengikuti program tersebut tanpa henti.
 
Sementara itu kantor perusahaan tidak terurus dan seolah ditelantarkan oleh penjaganya, akhirnya CEO kantor perusahaan itu sebal dan marah akibat hal ini' lantas ia menyalahkan tukang sapu yang selama ini menjadi bawahan di kantornya.
Dan rupanya hari itu pun tiba, dimana program studi di kampus itu selesai dan tinggal diwisuda saja oleh rektor.
 
Mahasiswa yang menjadi tukang sapu itu ikut diwisuda juga sebagai sarjana ekonomi, wisuda berlangsung pada pagi hari pukul 10.00. Sementara itu di kantor perusahaan dimana mahasiswa itu bekerja berubah menjadi tempat pengumpulan sampah, atas kejadian ini CEO kantor perusahaan itu marah besar kepada tukang sapu yang saat itu sedang diwisuda.
Keesokan harinya, tukang sapu itu dipanggil masuk ruang kerja CEO' didalam sana CEO kantor perusahaan itu memarahi dan memaki-maki tukang sapu yang dianggap bertanggung jawab atas kotornya halaman kantor dan seluruh isi ruangan kantor.
 
Berkali-kali mahasiswa yang menjadi tukang sapu itu mengungkapkan alasan sebenarnya, namun CEO kantor perusahaan itu tak peduli dan lebih memilih untuk memutuskan hubungan kerja si mahasiswa.
Mendengar pernyataan ini, mahasiswa yang menjadi tukang sapu itu pun angkat kaki dan mulai mengemas barang-barangnya di locker karyawan.
 
Sedangkan orang-orang di dalam kantor heran, mereka tidak mengerti mengapa si tukang sapu itu pergi dari kantor sambil mengemas barang-barangnya.
Dan semenjak kejadian itu, seluruh karyawan di kantor itu mulai bersimpati mengenai nasib si tukang sapu. Lalu akibat dipecatnya si tukang sapu malah membuat para karyawan di perusahaan itu menggantikan kedudukannya sebagai pembersih ruangan.
 
Hampir setiap pagi hingga sore, seluruh karyawan bergantian membersihkan halaman dan mengepel lantai juga membersihkan kamar kecil kantor.
 
Karena sudah lelah dengan hal semacam itu selama berbulan-bulan, seluruh karyawan di perusahaan itu mulai kesal dan berniat menuntut CEO kantor perusahaan tersebut menarik kembali si tukang sapu agar dapat bekerja lagi disana.
 
Mula-mula mereka mengendus dan berkata secara terbuka dengan nada protes mengenai pemecatan 
yang dilakukan CEO perusahaan.
Namun, CEO perusahaan menganggap pemecatan itu adalah buah dari kesalahannya yang membiarkan seluruh isi dan luar kantor terbengkalai.
 
Lalu, salah satu karyawan mengungkapkan bahwa si tukang sapu itu baru saja diwisuda sebagai sarjana ekonomi beberapa bulan yang lalu.
 
Mendengar apa yang dikatakan salah satu karyawan itu, CEO perusahaan itu hanya cuek dan menganggap si tukang sapu tidak akan mendapat pekerjaannya kembali meskipun sudah menjadi sarjana sekalipun.
 
Menyimak perkataan CEO kantor perusahaan tersebut membuat hati seluruh karyawan murka dan memutuskan untuk mogok kerja sebagai wujud dukungan atas kembalinya si tukang sapu.
Tak menunggu waktu hingga beberapa minggu, seluruh karyawan perusahaan mengumumkan untuk mengundurkan diri secara serentak.
 
Namun, pengunduran diri secara serentak itu tidak mempengaruhi pikiran dan perasaan CEO tersebut' ia menganggap ini hanya aksi simpati saja dan hanya sekedar cari perhatian semata.
Namun, rupanya selama beberapa hari kantor perusahaan itu sepi dan tidak ada satupun karyawan datang bekerja.
 
CEO mulai bingung, kenapa hal ini bisa terjadi ?
Namun dihatinya ia menganggap ini hanyalah wujud aksi protes semata demi membela si mahasiswa yang baru saja dipecat.
Rupanya, aksi ini sudah melampaui masa yang diperkirakan, akhirnya CEO kantor perusahaan itu mulai menyadari tindakannya saat itu.
 
Ia pun merenung dalam-dalam hingga air mata menetes tak terasa membasahi meja kerjanya, dalam benaknya ia ingin meminta maaf kepada si mahasiswa yang menjadi tukang sapu itu.
Namun, ia merasa sudah terlambat dan mungkin si mahasiswa itu sudah lupa kepadanya atau tak sudi lagi memberi maaf.
 
Lalu, perlahan tapi pasti perusahaan yang dipimpinnya itu akhirnya bangkrut dan kantornya diambil alih oleh Pemerintah setempat menjadi kantor dinas baru.
 
CEO perusahaan yang dulu pernah memecat si tukang sapu hanya bisa menyaksikan kehancuran perusahaannya.
Seluruh isi kantor disita lantaran selama bertahun-tahun tidak membayar pajak dan ironisnya seluruh karyawan tidak digaji secara wajar.
 
Tiap bulan gaji dibayar semampunya termasuk gaji si mahasiswa yang jadi tukang sapu itu. Lalu, CEO perusahaan tersebut pulang ke rumah menemui istri dan anaknya. Didalam rumah ia mencurahkan perasaannya kepada istri tercinta, sang istri tersentuh dan turut merasakan kepahitan yang dialami suaminya itu.
 
Mantan CEO tersebut menyadari bahwa hancurnya perusahaan yang ia dirikan sejak lama itu adalah kesalahannya sendiri. Karena keegoisannya dan rasa tidak mau tahu itulah yang membuat dirinya ditinggal seluruh bawahan.
 
Dan selama 3 bulan, lelaki mantan CEO itu menganggur dan hanya bermalas-malasan seperti orang tunawisma. Anak dan istri dibuat susah karena setiap hari kerjanya hanya makan tidur.
Lalu, istrinya pergi ke pasar untuk belanja keperluan dapur' seusai berbelanja istri dari mantan CEO tersebut menemukan selebaran yang tertempel di dinding.
 
Tercetak dalam selebaran itu, dibutuhkan karyawan baru untuk perusahaan yang baru berdiri dengan skala kecil' melihat tulisan dari selebaran itu istri mantan CEO segera pulang mengabari suaminya yang sedang tertidur.
 
Sesampainya dirumah, istrinya mengabarkan sebuah lowongan pekerjaan untuk suaminya' mendengar ada lowongan, mantan CEO itu segera mencari dimana selebaran itu tertempel.
 
Lalu setelah dicari, ia pun mencabut selebaran yang tertempel itu untuk membaca keterangan lebih lanjut. Setelah seluruh syarat yang tertera di selebaran itu dibaca, keesokan harinya lelaki yang dulunya mantan CEO tersebut pamit pergi melamar pekerjaan.
 
Mantan CEO itu pergi ke kantor dimana sedang dibutuhkan karyawan baru, setelah menjalani masa-masa terpuruknya selama bertahun-tahun' kali ini ia harus mengulang pekerjaannya lagi dari nol.
 
Sesampainya di kantor, ia masuk ke dalam dan bertemu dengan satpam. Bertemu dengan satpam, ia bertanya dimana ruang tunggunya. Satpam itu dengan ramah menunjukkan dimana ruang tunggu, dan akhirnya setelah sudah diruang tunggu' Mantan CEO tersebut dengan tegang menanti panggilan dari resepsionis kantor.
 
Ketika dipanggil ia pun menuju ke arah sumber suara, lalu mantan CEO tersebut masuk ke dalam ruangan sambil duduk lalu menulis formulir yang telah disediakan diatas meja oleh resepsionis.
Kemudian Resepsonis memintanya untuk menunggu kedatangan Direktur Utama untuk mendapat laporan apakah diterima atau tidak lamaran kerjanya itu.
 
Beberapa saat kemudian, datanglah seseorang yang mengenakan jas lengkap dengan menggunakan kaca mata. Dan ketika seorang yang mengenakan kaca mata itu sudah duduk' Mantan CEO yang melamar pekerjaan itu mulai heran, ia merasa pernah mengenal orang yang ada didepannya itu.
 
Rupanya ingatan Mantan CEO tersebut mulai muncul kala dirinya mengingat peristiwa pemecatan yang dilakukannya.
Dan akhirnya Mantan CEO tersebut memanggil nama orang yang ada didepannya itu.
 
Akhirnya diketahuilah siapa pemilik perusahaan yang menerima mantan CEO itu menjadi karyawan.
Ternyata orang itu adalah mantan karyawan yang dahulu dipecat, alangkah terkejutnya mantan CEO tersebut setelah orang yang didepannya adalah seorang figur tak asing.
 
Maka dirangkullah orang yang ada didepannya itu, bahkan sambil merengek ia mengatakan ucapan maaf atas kesalahan yang dahulu dilakukan. Hingga pada akhirnya suasana menjadi akrab dan seperti dahulu.
 
Mantan CEO tersebut mengaku kesalahan yang dilakukannya pada masa itu, ia mengaku sedang tak enak pikiran saat memecat orang yang ada didepannya itu.
Mantan CEO tersebut dengan malu-malu mengatakan bahwa dirinya sengaja melamar pekerjaan karena disuruh istrinya.
 
Orang yang dahulu dipecat mantan CEO tersebut hanya bisa tersenyum dan tidak ada rasa dendam sama sekali padanya.
Malahan orang itu justru yang mengakui kesalahannya karena tidak masuk kerja lantaran harus mengikuti Wisuda Mahasiswa di Kampusnya. Ia ingin mendapatkan gelar sarjana demi mendapat pengakuan dari masyarakat dan keluarga, tetapi ia sendiri mengatakan bahwa dirinya telah melalaikan kewajiban sebagai seorang karyawan.
 
Lalu, Mantan CEO tersebut tertegun dan mendengar secara seksama ungkapan yang sebenarnya mengenai kejadian terdahulu. Maka berlinanglah air mata mantan CEO tersebut setelah mengetahui dan mengerti tujuan bekas karyawannya dulu yang sempat absen dari pekerjaannya.
Bahkan rahasia terbongkar, bahwa pada waktu itu si pemilik perusahaan yang dulunya jadi tukang sapu itu sempat frustasi akibat pemecatan oleh bos nya.
 
Maka semakin tersayat perasaan si mantan CEO yang dulu memecatnya, dan akhirnya obrolan itu disudahi dengan diterimanya mantan atasannya itu sebagai karyawan di perusahaan yang dimiliki mantan bawahannya itu.
 
Namun, ada kejutan dibalik pertemuan itu' rupanya tiba-tiba mantan tukang sapu yang sudah jadi direktur itu malah langsung menunjuk mantan atasannya itu sebagai penasehatnya !
Terbelalak pandangan mata mantan CEO itu, dia tak menyangka akan mendapat hal semacam itu. Mantan bawahan yang dulu pernah dipecatnya malah membalas kesalahan atasannya itu dengan sebuah kedudukan yang mulia.
 
Akhirnya mereka berdua pun kembali bersama dalam ikatan persaudaraan, bahkan di hari pertama masuk kerja' mantan atasannya yang kini jadi penasehatnya itu langsung dapat sambutan meriah dari seluruh karyawan di perusahaan itu.
 
Manis, itulah akhir dari penderitaan yang dialami mantan CEO tersebut setelah bertahun-tahun menganggur akibat kesalahannya kala memimpin perusahaan.
Tiada rasa dendam dan rasa benci, itulah yang ada didalam lubuk hati orang yang dulu pernah terusir dari sebuah tempat.
Maka akhirnya kebahagiaan datang menjemput orang yang berakhir penderitaan hidupnya.
 
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar