4/05/2024

Antara Capirex, Rossifumi dan Cool Devil

 
Foto : Tim Nastro Azzuro Aprilia, 1998

Petualangan Valentino Rossi di kejuaraan dunia MotoGP masih terus berlanjut, kali ini Rossi menjajal motor 250cc sebagai rookie. Sejak menandatangani kontrak eksklusif pemberian Aprilia pada tahun 1996 silam, Rossi sudah menjadi bagian dari proyek masa depan agar bisa tembus ke GP 500.

Aprilia memberinya mesin pabrikan RSV 250 di tahun debutnya ketika menginjak usia 19 tahun. Gelar juara dunia kelas 125cc menjadi jaminan bahwa Rossi adalah pembalap muda potensial yang bisa membawa kembali kejayaan Italia di kancah balap internasional.

Max Biaggi, pembalap yang juga melakoni debut di tahun yang sama tapi beda kategori dengan Rossi menilai bahwa bocah asal Tavullia itu bisa membawa masalah bagi Aprilia.

Hal ini dikarenakan saat itu Aprilia sudah punya pembalap pabrikan yang kedigdayaannya luar biasa, dialah Loris Capirossi dan Tetsuya Harada. Capirossi saat itu terpaksa kembali mengaspal di kelas 250cc karena ditinggal sponsor saat kontraknya dengan Yamaha masih menyisakan setahun lagi. Penyebabnya adalah putusnya hubungan kerjasama antara Yamaha dengan Team Roberts yang tidak mau menduetkan Norifumi Abe dengan Loris Capirossi' karena Team Roberts lebih menginginkan Kenny Roberts Jr sebagai tandem Norifumi Abe.

Putusnya hubungan menjadi akhir dari kisah Team Roberts yang sudah menelurkan 3 gelar juara dunia yang digenggam oleh Wayne Rainey. Marlboro selaku sponsor utama memilih hengkang meladeni kemauan Team Roberts sembari mencari pabrikan baru yang mau menyuplai mesin untuk mereka.

Capirossi yang nganggur karena gagal mengamankan kursi di kelas utama musim 1997 terpaksa membalap di kelas 250cc bersama Tetsuya Harada yang saat itu juga sedang kecewa dengan Yamaha. Harada kecewa bukan karena sponsor utamanya hengkang, melainkan mesin motornya yang tidak kompetifif lantaran tidak konsisten dan tidak mampu menandingi kehebatan Aprilia RSV 250 yang waktu itu ditunggangi Max Biaggi,

Duet Capirossi-Harada terjadi pada musim 1997 dibawah manajer yang sama, Carlo Pernat. Aprilia yang waktu itu ditinggal Max Biaggi ke Honda memang sudah mengincar Tetsuya Harada dan Loris Capirossi setelah dicampakkan Yamaha. Begitu pun Honda yang saat itu memang ingin mendatangkan Massimiliano Biaggi dari Aprilia, Il Corsaro berencana untuk reuni dengan mantan kepala mekaniknya dulu, Erv Kanemoto.

Erv Kanemoto semula ingin merekrut Nobuatsu Aoki sebagai pengganti Luca Cadalora yang cabut dari timnya dan balik ke Yamaha (Untuk Kedua Kalinya). Nobuatsu Aoki sudah teken kontrak dengan Erv Kanemoto, tapi karena disaat yang bersamaan Max Biaggi datang dengan membawa sponsor besar' proyek dengan Aoki pun dialihkan ke Technical Sports Racing yang berkompetisi di kelas 500cc. Kanemoto fokus mengurus Biaggi yang waktu itu baru pindah dari Aprilia karena ingin mencari tantangan baru.

Di tahun itu Biaggi keluar sebagai juara dunia dengan koleksi gelar keempat, ini tentu saja memuluskan langkah Sang Kaisar Roma ke GP 500. Otomatis peta persaingan tinggal menyisakan duet Tetsuya Harada-Loris Capirossi.

Rossi datang membawa sponsor Nastro Azzurro ke tim pabrikan Aprilia dengan total nilai jutaan Euro. Aprilia kepincut dengan kharisma Rossi sehingga menempatkan jawara kelas capung itu sebagai "Pembalap Ketiga".

Kelas 250cc menjadi pertarungan segitiga antara Juara Dunia 1993 melawan Juara Dunia 1990-1991 plus Juara Dunia 1997 dalam satu grid. Sepanjang musim 1998, ketiga pembalap ini sangat dominan dan saling bergantian naik podium. Nyaris tidak ada pembalap yang mampu menyingkirkan trio Rossi-Harada-Capirossi dari jajaran Top 10.

GP Suzuka di Jepang sebagai seri pembuka malah dimenangkan oleh pembalap Wildcard, Daijiro Kato yang mengendarai Honda NSR 250 lewat tim Castrol Honda. 

Di Seri berikutnya, Tetsuya Harada berhasil mengalahkan Valentino Rossi di GP Johor, Malaysia sekaligus mencetak kemenangan perdana tim pabrikan untuk musim 1998. Disusul Loris Capirossi yang juga berhasil mengalahkan Valentino Rossi di GP Jerez, Spanyol. Valentino Rossi sendiri menyabet podium perdananya pada saat dikalahkan Loris Capirossi di GP Jerez tadi.

Momen paling ikonik terjadi di GP Mugello, Italia' dimana Valentino Rossi menyabet podium setelah mengalahkan Loris Capirossi yang tersingkir melorot ke posisi 4. Valentino Rossi tampil edan-edanan meski cuma mengincar podium dan balapan seru tersebut disaksikan banyak penggemar VR46.

Tetsuya Harada mengasapi Loris Capirossi sehingga mengunci podium ketiga dibawah Valentino Rossi. Pemenang GP Mugello, Italia waktu itu adalah pembalap senior yang menjadi wildcard, Marcellino Lucchi.

Podium yang diraih Rossi dirayakan dengan cara yang unik, Rossi memakai celana kolor dan kaos polo saat menerima trofi podium. Momentum ini membuat kancah balap dunia semakin menarik dan berharap-harap Rossi di masa depan akan melakukan selebrasi kemenangan yang bisa mencairkan ketegangan. Sayangnya perayaan podium Rossi di GP Mugello mendapat kritik pedas dari Biaggi karena dianggap berlebihan dan terlalu kekanak-kanakan.

Kemenangan perdana Rossi baru tercipta saat berlaga di Dutch TT, Valentino Rossi waktu itu bertarung sengit melawan Loris Capirossi untuk memperebutkan kemenangan di sirkuit yang dijuluki Cathedral of Motorsport. Meski tekanan yang hebat didatangkan langsung dari perlawanan Capirex, namun Rossifumi tidak bergeming begitu saja dan berhasil mengandaskan si pemilik nomor 65.

Di GP Paul Ricard, Perancis' Valentino Rossi sempat mengacungkan jari tengah kepada seorang pembalap yang menghalang-halanginya saat sedang mengikuti sesi kualifikasi. Sontak, sehabis menjalani sesi kualifikasi' Rossi gagal menyabet Pole Position, masuk ke ruangan pribadinya Rossi membanting helmnya ke lantai.

Namun di seri berikutnya, Capirossi mengalami insiden ketika bersenggolan dengan Harada sehingga memupuskan podium bersama-sama. Sejak saat itu hubungan antara Cool Devil dengan Capirex mulai renggang. Hubungan yang mulai tidak akur ini akhirnya dimanfaatkan Rossi untuk mematahkan dominasi kedua pembalap pabrikan tersebut.

GP Imola menjadi kemenangan kedua Rossi, disusul kemenangan di GP Catalunya, GP Philip Island dan GP Buenos Aires. Dengan begitu posisi Valentino Rossi makin mantap sebagai runner-up berstatus rookie.

Sementara itu Loris Capirossi didaulat sebagai juara dunia kelas 250cc dan Tetsuya Harada harus puas menempati posisi 3 klasemen akhir. Dan kejutan pun terjadi, Aprilia memutuskan untuk mendepak Capirossi karena tidak mau berjabat tangan dengan Harada seusai GP Buenos Aires.

Capirex terusir dari paddock Aprilia dan Cool Devil bertahan di Aprilia untuk 2 musim kedepan. Bedanya, Capirex masih bertahan di kelas 250cc bersama tim Gressini Honda, sedangkan Cool Devil dipromosikan sebagai pembalap GP 500 di tim yang sama.

Valentino Rossi yang sukses menyabet gelar rookie dan menduduki posisi runner-up segera diumumkan menjadi pembalap tim pabrikan Aprilia Grand Prix Racing.

Valentino Rossi mengoleksi 5 kemenangan dan 4 podium, Loris Capirossi mengoleksi 2 kemenangan dan 7 podium, sedangkan Tetsuya Harada mengoleksi 5 kemenangan dan 3 podium secara keseluruhan.

*****





Tidak ada komentar:

Posting Komentar