3/02/2013

Hikayat Wangsa Yadu : Pengabdian Sumantri (PART 4)

Pertarungan antara Sumantri melawan Prabu Sasrahadimurti masih terus berlanjut, diantara keduanya memang sama-sama sakti mandraguna dan pilih tanding. Sumantri dengan ilmu kanuragannya melakukan perlawanan yang dilakukan oleh Prabu Sasrahadimurti.

Sorak-sorai penonton kian memanaskan suasana, Tumenggung Bahureksa yang duduk di samping bersama Patih Kartanadi berteriak-teriak menyuarakan dukungannya kepada Sumantri. Kebringasan makin memuncak saat Prabu Sasrahadimurti mengeluarkan jurus yang mampu membuatnya menjadi lebih sakti dari biasanya, yakni Aji Wundri yang membuatnya sulit dikalahkan oleh Sumantri.

Sumantri bingung ia harus menggunakan cara apa' terlebih kesaktiannya tak bisa menggulingkan raja Pandansurat itu. Malah konsentrasinya membuyar dan Sumantri menjadi sasaran empuk Aji Wundri milik Prabu Sasrahadimurti. Sumantri pun terpental dan melayang-layang di udara, tubuhnya berterbangan bagaikan daun-daun layu yang terhembus angin di sore hari.

Untungnya Sumantri bukan tipe petarung yang mudah menyerah, ia tetap berusaha menandingi jurus yang membuatnya melayang-layang tadi. Sumantri segera melakukan serangan maut yang dahulu pernah pelajari saat masih berguru di Pertapaan Ardisekar. Jurus itu adalah Aji Bayu Bajra, itu artinya serangan angin di balas dengan serangan angin pula.

Dengan berlari, Sumantri segera menyerang Prabu Sasrahadimurti dan menerjang tubuh raja Pandansurat itu' seketika Sumantri memukul dan menendang secepat kilat/bertubi-tubi. Orang yang melihatnya terpukau akan kehebatan anak brahmana itu, luar biasanya Sumantri menghajar lawannya itu dengan tehnik bertarung ala kesatria yang ilmunya lumayan mapan. Maka setelah dihajar sampai babak belur,  Prabu Sasrahadimurti mengaku kalah dan menyerah' setelah lawannya menyerah, Sumantri diumumkan sebagai pemenang yang berhak memboyong Dewi Citrawati dan boleh diperistri.

Penonton bertepuk tangan dengan sajian adu beladiri yang berkelas tadi, Sumantri lalu berjalan ke hadapan Prabu Citragada dan melangsungkan penyerahan secara simbolis sang Dewi Citrawati kepada Sumantri.
Patih Kartanadi dan Tumenggung  Bahureksa juga turut senang dalam perayaan kemenangan Sumantri dalam adu fisik tadi. Memang inilah yang diharapkan mereka berdua bahwa kemenangan dengan perjuangan  itulah yang mereka cari selama ini.

Seusai penyerahan, Sumantri segera memboyong Dewi Citrawati yang didampingi oleh Patih Kartanadi dan Tumenggung Bahureksa sebagai juru kemudi kereta kudanya. Kereta kuda yang ditumpangi mereka segera berangkat menuju Mahespati untuk menemui Prabu Arjunasasrabahu. Ditengah perjalanan, Sumantri sempat berfikir' bila ia bisa mengalahkan Prabu Sasrahadimurti dalam pertarungan tadi' mengapa ia tidak juga mengalahkan Prabu Arjunasasrabahu dalam pertarungan.

Kereta kuda yang dikemudikan oleh Tumenggung Bahureksa beserta para penumpangnya akhirnya tiba di gerbang pintu masuk Ibukota Mahespati. Dengan mendadak Sumantri menyuruh Tumenggung Bahureksa menghentikan laju kereta kudanya.

Apa yang akan dilakukan Sumantri saar ia sudah sampai di Pintu Gerbang Ibukota ?

(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar