4/30/2013

Explicit Content : Keropos



Foto : Gus Nur


Kulihat mereka yang ada diluar sana, sungguh menyedihkan dan membuat hati ini peka
Kurasa sebuah kenyataan didepan mata, benar-benar tak kuasa kurasakan apa yang mereka rasakan
Kelicikan dan kebohongan melahap habis fakta yang nyata, tercecer bagaikan sampah menumpuk di jalanan
Kadang mereka tak punya perasaan membunuh masa depan kita, yang harusnya terlaksana untuk kita semuanya

Bumi & langit menjadi ideologi kaum individualistisme, untuk meraih harta gono-gini agar bisa membeli pahala
Bukankah kalian tahu ‘ pahala itu hanya bisa dibeli secara gratis ?, tanpa harus susah payah menimbun harta rakyatmu

Uang yang berlumuran darah kau lahap habis, dengan keyakinan bahwa kau bisa mendapatkan kehidupan yang hakiki
Menjilat pantat pelacur cukup mengasyikan dibandingkan menjilat es krim yang dijual dipinggir pasar
Kau harus tahu diri akan kenyataan yang menimpa negaramu ini, aniing saja lebih tahu yang hak daripada yang bathil
Kepalamu bertopi demokrasi ‘ mengapa jika kau berkata jujur hanya terlihat didepan layar televisi dikamarku saja ?

Mata terbelalak melihat kecurangan kaum elite yang mendustai rakyat, uang pajak malah kau jadikan biaya membeli ferrari
Dimanakah citra baikmu ‘ wahai sarjana koruptor ?, kami mengharapkan uluran tanganmu yang tulus untuk kita
Pedihkah hatimu merasakan masa lalu yang kelam seperti kami saat ini ?, ataukah kau malah menghiraukan tugasmu itu ?

Kuyakin suatu kau saat bisa melarat seperti kami dan mau mencicipi bagaimana rasanya diperkosa rentenir pajak negara
Dulu kau memang kaya dengan mobir berjejer didepan halaman real estate yang kau tinggali disana...
Namun, kini kau baru tahu rasa ’ menjadi kaum miskin yang pernah kau tindas demi menyelamatkan kedudukanmu
Kami telah bosan dengan bualan dari dalam mulutmu yang berbau arak ’ mending kau insyaf atau tobat daripada menyesal

Ingatkah kau pada masa dulu, saat kau belum jadi siapa-siapa ’ kerjamu hanya sholat & mengaji di surau tua dipinggir desa
Tetapi, saat ini kau cuma berfoya-foya dengan uang upeti yang seharusnya kau bagikan kepada orang dibawahmu !
Dulu’ kau pernah bercita-cita untuk memajukan bangsa & negara demi mengejar ketertinggalan dari bangsa lain
Namun, cita-cita itu terasa hampa kami rasakan ’ kini kau malah menghancurkan bangsamu sendiri dengan kejahatanmu !

Mimpi yang sempurna tak sempat kau wujudkan, justru kau berikan kami mimpi buruk yang menjadi kenyataan diesok hari
Polusi menghimpit lubang hidungku ini , debu-debu jalanan menghalang-halangi pandanganku yang suka dengan perubahan
Suasana negara ini makin kacau dengan pengalihan pandangan rakyat, pada sensasi didunia maya yang telah meracuni kita

Bobroknya bangsa ini karena kau biarkan nepotisme yang menggerogoti keadilan sejati yang melemahkan hukum
Anak istrimu tak pernah kau biarkan kekurangan makan, tetapi kau malah biarkan kami kelaparan hingga mati konyol
Hati nuranimu tak pernah terbuka karena dikunci oleh iblis-iblis yang menggoda agar hatimu hitam legam seperti kulit kami
Rumahmu yang megah bagai istana raja , tak membuat kau merasa berkuasa tetapi membuatku semakin gila harta

Butakah kedua mata hatimu ?, tulikah telingamu mendengar rintihan yang sakitnya minta ampun
Kuharap kau bisa mengidap penyakit kelamin agar kau bisa mengetahui, bagaimana sakitnya menjadi gigolo berpeci
Aku ingin kedua kakimu cidera berkepanjangan, supaya kau bisa merasakan kebrutalan sepakbola yang sedang terpuruk
Aku mau kau menjalani hidup tanpa diembel-embeli harta yang selama itu membutakan keadilan yang biasa kau katakan

Sampai kapankah kau begini-begitu ?, walau rambutmu sudah ber uban’ tetap saja kau berkelakuan layaknya bujangan
Poligami , prostitusi , melanda bangsa indonesia, tanpa kau pedulikan kau malah biarkan semua berkembang pesat

Andaikan ini terus mengalir bagai air terjun, maka tiada lagi kebahagiaan menyelimuti bangsa kita tercinta
Bangsa Indonesia........

*****



Tidak ada komentar:

Posting Komentar