Kulihat mereka yang ada diluar sana, sungguh menyedihkan
dan membuat hati ini peka
Kurasa sebuah kenyataan didepan mata,
benar-benar tak kuasa kurasakan apa yang mereka rasakan
Kelicikan dan kebohongan melahap habis
fakta yang nyata, tercecer bagaikan sampah menumpuk di jalanan
Kadang mereka tak punya perasaan
membunuh masa depan kita, yang harusnya terlaksana untuk kita semuanya
Bumi & langit menjadi ideologi kaum
individualistisme, untuk meraih harta gono-gini agar bisa membeli pahala
Bukankah kalian tahu ‘ pahala itu hanya
bisa dibeli secara gratis ?, tanpa harus susah payah menimbun harta rakyatmu
Uang yang berlumuran darah kau lahap
habis, dengan keyakinan bahwa kau bisa mendapatkan kehidupan yang hakiki
Menjilat pantat pelacur cukup mengasyikan
dibandingkan menjilat es krim yang dijual dipinggir pasar
Kau harus tahu diri akan kenyataan yang
menimpa negaramu ini, aniing saja lebih tahu yang hak daripada yang bathil
Kepalamu bertopi demokrasi ‘ mengapa
jika kau berkata jujur hanya terlihat didepan layar televisi dikamarku saja ?
Mata terbelalak melihat kecurangan kaum
elite yang mendustai rakyat, uang pajak malah kau jadikan biaya membeli ferrari
Dimanakah citra baikmu ‘ wahai sarjana
koruptor ?, kami mengharapkan uluran tanganmu yang tulus untuk kita
Pedihkah hatimu merasakan masa lalu yang
kelam seperti kami saat ini ?, ataukah kau malah menghiraukan tugasmu itu ?
Kuyakin suatu kau saat bisa melarat
seperti kami dan mau mencicipi bagaimana rasanya diperkosa rentenir pajak
negara
Dulu kau memang
kaya dengan mobir berjejer didepan halaman real estate yang kau tinggali
disana...
Namun, kini kau
baru tahu rasa ’ menjadi kaum miskin yang pernah kau tindas demi menyelamatkan
kedudukanmu
Kami telah bosan
dengan bualan dari dalam mulutmu yang berbau arak ’ mending kau insyaf atau
tobat daripada menyesal
Ingatkah kau pada
masa dulu, saat kau belum jadi siapa-siapa ’ kerjamu hanya sholat & mengaji
di surau tua dipinggir desa
Tetapi, saat ini
kau cuma berfoya-foya dengan uang upeti yang seharusnya kau bagikan kepada
orang dibawahmu !
Dulu’ kau pernah
bercita-cita untuk memajukan bangsa & negara demi mengejar ketertinggalan
dari bangsa lain
Namun, cita-cita
itu terasa hampa kami rasakan ’ kini kau malah menghancurkan bangsamu sendiri
dengan kejahatanmu !
Mimpi yang
sempurna tak sempat kau wujudkan, justru kau berikan kami mimpi buruk yang
menjadi kenyataan diesok hari
Polusi menghimpit
lubang hidungku ini , debu-debu jalanan menghalang-halangi pandanganku yang
suka dengan perubahan
Suasana negara ini
makin kacau dengan pengalihan pandangan rakyat, pada sensasi didunia maya yang
telah meracuni kita
Bobroknya bangsa
ini karena kau biarkan nepotisme yang menggerogoti keadilan sejati yang
melemahkan hukum
Anak istrimu tak
pernah kau biarkan kekurangan makan, tetapi kau malah biarkan kami kelaparan
hingga mati konyol
Hati nuranimu tak
pernah terbuka karena dikunci oleh iblis-iblis yang menggoda agar hatimu hitam
legam seperti kulit kami
Rumahmu yang megah
bagai istana raja , tak membuat kau merasa berkuasa tetapi membuatku semakin
gila harta
Butakah kedua mata
hatimu ?, tulikah telingamu mendengar rintihan yang sakitnya minta ampun
Kuharap kau bisa
mengidap penyakit kelamin agar kau bisa mengetahui, bagaimana sakitnya menjadi
gigolo berpeci
Aku ingin kedua
kakimu cidera berkepanjangan, supaya kau bisa merasakan kebrutalan sepakbola
yang sedang terpuruk
Aku mau kau
menjalani hidup tanpa diembel-embeli harta yang selama itu membutakan keadilan
yang biasa kau katakan
Sampai kapankah
kau begini-begitu ?, walau rambutmu sudah ber uban’ tetap saja kau berkelakuan
layaknya bujangan
Poligami ,
prostitusi , melanda bangsa indonesia, tanpa kau pedulikan kau malah biarkan
semua berkembang pesat
Andaikan ini terus mengalir bagai air terjun, maka tiada lagi kebahagiaan menyelimuti bangsa kita tercinta
Bangsa Indonesia........
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar