5/31/2018

Explicit Content : Bercumbu, Perlukah Bercumbu ?





Menikmati sebuah hubungan asmara tentu tidak ada salahnya jika melakukan percumbuan. Namun, sayangnya percumbuan selalu diawali dengan tatap menatap dan saling menyentuh satu sama lain.

Mengelus pipi, memijat bahu, mendesahkan suara, memejamkan mata hingga berciuman antara kedua bibir adalah proses meleburnya gairah diantara dua insan yang saling mencintai. Tetapi, ingat... Itu hanyalah dorongan nafsu yang timbul dari menipisnya iman.

Masalahnya, apakah remaja sedemikian parahnya sampai-sampai bercumbu ditempat gelap ?
Tentu ini jadi problema, sebab mereka bukan pasangan sah' status mereka berdua cuma sahabat dalam ikatan jerat iblis. Kencan semacam ini pasti begitu mengasyikan bagi seluruh pasangan, malah kenikmatannya membuat pikiran mendung.

Tahukah anda ?
Kenapa harus sampai berciuman segala ?
Karena berciuman menjadi bumbu penyedap rasa dalam pergulatan asmara. Berciuman dan saling menelanjangi adalah pemandangan umum dinegeri-negeri liberal, tetapi di negeri ketimuran seperti ini tentu dilarang oleh adat istiadat dan hukum agama.

Bercumbu tanpa ikatan perkawinan adalah dosa besar, sebab ini dianggap mengotori nama baik masing-masing pihak. Kencan itu sebaiknya tidak perlu sampai bercumbu segala, lebih baik gunakan waktu kencan untuk saling mengenal dengan bertukar pikiran. Sehingga kedua pihak bisa saling mengerti dan memahami arti sebenarnya dari hubungan itu.

Anda sebaiknya jangan berharap mendapat pelayanan memuaskan dari pasangan anda, jika belum naik ke pelaminan. Sebab, pelayanan memuaskan dari sebuah percumbuan bisa dianggap dosa besar.
Jauhi dan lupakan dorongan untuk bercumbu, dekatkan diri dengan Tuhan supaya hasutan nafsu iblis tidak merusak pikiran anda.

Berbanyaklah berdoa agar semua lancar tanpa halangan berarti, dan jangan dekati zina karena perbuatan itu dapat merusak nama baik keluarga dan masa depan anda pribadi.
Mungkin, ini cukup jelas dan dimengerti karena cinta bukan cuma nafsu' tetapi juga karena rasa saling memahami isi hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar