Daijiro Kato dan Sete Gibernau berduet untuk menantang juara bertahan Valentino Rossi di musim 2003, dari hasil testing di Sepang International Circuit membuktikan bahwa tim milik Fausto Gressini tersebut menjadi kandidat kuat guna memperebutkan gelar konstruktor tim di MotoGP.
Sayangnya, takdir berkata lain...
Daijiro Kato wafat setelah mengalami kecelakaan di tikungan zig-zag terakhir menuju garis finish, padahal waktu itu balapan baru saja dimulai dengan Loris Capirossi sebagai pemimpin balapan lewat motor Ducati GP3 nya. Daijiro Kato wafat setelah mengalami koma hingga menjelang GP Afrika Selatan dimulai. Fausto Gressini bersedih atas kejadian naas yang dialami oleh pembalap terbaiknya itu, sebagai tradisi di dalam tim balap manapun' pembalap nomor dua langsung dipromosikan sebagai pembalap nomor satu.
Sete Gibernau pun didaulat sebagai penerus perjuangan Daijiro Kato, dipilihnya Gibernau sebagai pengganti menjadi penanda awal kebangkitan pembalap kelahiran Catalan yang berdinas untuk bendera Spanyol di MotoGP pada era balap mesin 4 tak. Kemenangan Sete Gibernau di GP Afrika Selatan mulanya cuma sekedar untuk menghormati Kato. Namun, Gibernau didesak oleh sponsor untuk mempolitisasi dunia balap agar rivalitas antara Valentino Rossi dengan Max Biaggi putus.
Telefonica Movistar selaku sponsor mendukung penuh langkah strategis Sete Gibernau untuk mengulang kesuksesan Alex Criville di MotoGP. Tidak hanya di kelas tertinggi, di kelas terendah pun begitu juga' dimana Dani Pedrosa yang juga disuplai oleh Honda dan disponsori oleh Telefonica Movistar ikut bertempur merengkuh gelar juara dunia untuk kategori kelas 125cc. Sedangkan di kelas 250cc sendiri ada duo Spanyol yakni Toni Elias dan Fonsi Nieto yang berdinas untuk tim Telefonica Movistar Repsol Aspar Team dengan mesin Aprilia RSV 250.
Pasca wafatnya Daijiro Kato, Fausto Gressini mendapat surat dari HRC untuk kembali merekrut pembalap Jepang. Fausto pun menerima dengan senang hati, waktu itu HRC mengirim salah satu pembalap jebolan akademi HRC yaitu Ryuichi Kiyonari.
Kiyonari pun terpilih menjadi pendamping Gibernau, namun sayangnya akibat praktik politik yang dilakukan oleh Telefonica Movistar membuat Kiyonari cuma bisa pakai motor Honda RC211V versi tahun 2002 dengan chassis dan frame tahun 2003.
Sete Gibernau mendadak sukses instan setelah menjadi pewaris tahta Daijiro Kato, penampilan impresifnya di GP Perancis membuat Gibernau kembali dilirik mantan tim-nya, Repsol Honda.
Repsol Honda sudah ancang-ancang untuk memulangkan Gibernau untuk disandingkan dengan Valentino Rossi supaya dominasi Honda berlanjut.
Kabar tidak sedap ini terdengar sampai ke telinga Valentino Rossi, ia menganggap jika diduetkan dengan Gibernau maka akan jadi perang saudara se-tim layaknya di era 500cc dahulu antara Mick Doohan dengan Alex Criville. Menyadari posisinya hendak dijungkal oleh Sete Gibernau yang sudah mengoleksi 4 kemenangan dan 6 podium selama musim 2003, Valentino Rossi memilih hijrah ke Yamaha sambil membawa mekanik pribadinya' Jeremy Burgess.
Pihak Repsol Honda sendiri sudah tahu Rossi akan cabut dari tim raksasa nan bergengsi itu karena rencana agar bisa diduetkan dengan Gibernau. Rossi yang sudah mengetahui kelemahan motor Honda RC211V ikut mengembangkan motor Yamaha YZR M1 agar bisa bersaing dengan Honda RC211V milik Sete Gibernau.
Rossi pergi dari Honda, Yamaha menyambutnya dengan penuh suka cita karena kehadiran "The Doctor" mampu memotivasi tim garputala itu untuk kembali sukses di kejuaraan dunia MotoGP sejak tahun 1992 silam mengecap gelar juara.
Perang antara Yamaha melawan Honda pun kembali berkobar sejak tahun 1992, kali ini Sete Gibernau tetap berbaju Telefonica Movistar Honda Gressini dan tidak jadi dipulangkan ke Repsol Honda. Sedangkan di Repsol Honda justru malah Alex Barros yang menggantikan Valentino Rossi' ini bukan tanpa alasan kenapa Repsol Honda merampas pembalap asal Brazil itu dari Yamaha.
Yamaha sudah ditempati Rossi, Honda malah mempromosikan Barros sebagai pengganti Rossi karena dulu Barros pernah dijanjikan gabung ke tim pabrikan saat masih membela West Honda Pons Racing. Namun, akibat kontraknya dengan Pons Racing tidak diperpanjang' Barros pilih bergabung ke Yamaha menemani pembalap asal Perancis, Olivier Jacque.
Barros mengungkapkan mengapa dulu ia gagal menjadi pendamping Valentino Rossi di Repsol Honda pada musim 2003' karena waktu itu HRC selaku perusahaan yang membuat motor RC211V memilih pembalap asal Amerika Serikat, Nicky Hayden sebagai tandem Valentino Rossi.
Dari segi usia, Nicky Hayden jelas sama-sama mudanya dengan Valentino Rossi' akhirnya demi menaikan popularitas MotoGP' muncul pembalap-pembalap muda yang berbakat dan punya kharisma tersendiri dimata pemirsa.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar