Kadang kala anak seorang pegawai saja lebih susah dapat pacar dibanding anak seorang buruh kasar.
Padahal anak pegawai hidupnya lebih terjamin dibanding anak buruh kasar, sebab orang tuanya memiliki penghasilan yang nilainya kontras.
Anak buruh kasar dengan mudahnya memperoleh kekasih bahkan sering gonta-ganti di setiap waktu' kalau pun itu karena masalah faktor kebosanan psikologis yang menyebabkan dia sering ganti pasangan.
Sementara anak pegawai yang hidup enak dan berkecukupan saja bolak-balik tebar pesona kesana-kemari tetapi tidak satu pun wanita yang mau mendekati.
Jangankan mendekati, memuji saja pun tidak pernah sama sekali. Kenyataan selalu berpihak pada anak buruh kasar karena dia punya modal nekat dan berani mengorbankan dirinya sendiri hanya untuk seseorang yang ia cintai.
Anak pegawai yang segalanya serba mudah dalam menjalani hidup justru kerap dikalahkan hanya karena tidak punya keberanian untuk mendapatkan cinta.
Padahal anak pegawai hidupnya lebih terjamin dibanding anak buruh kasar, sebab orang tuanya memiliki penghasilan yang nilainya kontras.
Anak buruh kasar dengan mudahnya memperoleh kekasih bahkan sering gonta-ganti di setiap waktu' kalau pun itu karena masalah faktor kebosanan psikologis yang menyebabkan dia sering ganti pasangan.
Sementara anak pegawai yang hidup enak dan berkecukupan saja bolak-balik tebar pesona kesana-kemari tetapi tidak satu pun wanita yang mau mendekati.
Jangankan mendekati, memuji saja pun tidak pernah sama sekali. Kenyataan selalu berpihak pada anak buruh kasar karena dia punya modal nekat dan berani mengorbankan dirinya sendiri hanya untuk seseorang yang ia cintai.
Anak pegawai yang segalanya serba mudah dalam menjalani hidup justru kerap dikalahkan hanya karena tidak punya keberanian untuk mendapatkan cinta.
Sungguh ironi yang sulit diterima, mengapa semua harus terjadi pada mereka berdua yang nasibnya berbeda cerita ?
Anak buruh kasar itu kalau kemana-mana cuma mengandalkan firasat untuk menebak-nebak apakah nasibnya baik atau tidak. Anak pegawai sendiri justru tertatih-tatih dalam menjalani kehidupan asmaranya yang penuh tanda tanya. Mereka kerap bergumam dalam hati tentang suasana yang mereka alami. Tetapi, hal semacam itu tidak membuatnya berhenti mengeluh karena cinta.
Anak buruh kasar itu kalau kemana-mana cuma mengandalkan firasat untuk menebak-nebak apakah nasibnya baik atau tidak. Anak pegawai sendiri justru tertatih-tatih dalam menjalani kehidupan asmaranya yang penuh tanda tanya. Mereka kerap bergumam dalam hati tentang suasana yang mereka alami. Tetapi, hal semacam itu tidak membuatnya berhenti mengeluh karena cinta.
(Selesai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar