11/16/2019

Andai Habib Rizieq Tiada, FPI Akan Mengalami Dualisme (Matahari Kembar)

 Gambar : Bendera FPI

Membayangkan jika FPI mengalami masa-masa sulit, kuat kemungkinan akan muncul dualisme kepemimpinan. Itu akan terjadi setelah Habib Rizieq tiada, entah kapan masa-masa terpuruk FPI dimulai tiada seorang pun yang tahu kecuali Tuhan.
Dualisme kepemimpinan FPI dipicu oleh persaingan antara dua kelompok yang dulunya dipersatukan oleh sang Habib.

Novel Bamukmin, Slamet Ma'arif dan Munarman adalah trio solid yang selama ini menjadi tangan kanan sekaligus orang paling dipercaya oleh Habib Rizieq.
Ketiganya bisa jadi berusaha mempertahankan FPI agar tidak dikuasai atau dihancurkan oleh pihak lain. Ketiga tokoh penting ini mengaku sudah setia mempertahankan FPI agar tidak goyah dari ancaman pihak yang memusuhi mereka.

Namun, ada kelompok yang memang benar-benar menginginkan hak berkuasa atas FPI. Siapa lagi kalau bukan Keluarga Besar Habib Rizieq sendiri yang dikemudian hari akan dipimpin oleh menantu lelakinya, ialah Habib Hanif Al Athos.

Habib Hanif Al Athos merasa lebih berhak memimpin FPI karena terhitung seorang ulama keturunan trah Alawiyah murni.
Seolah FPI hanya boleh dipimpin oleh keturunan trah Alawiyah dari berbagai marga, asalkan harus orang keturunan Hadramaut dan bukan ulama pribumi lokal macam Novel Bamukmin, Munarman atau Slamet Ma'arif.

Habib Hanif Al Athos menilai ketiganya dianggap tidak pantas memimpin FPI karena bukan golongan ulama dan hanya sebatas tangan kanan.
Tokoh-tokoh FPI dari kalangan Pribumi jelas diremehkan karena hanya sekedar menjadi sahabat dan cuma sebagai senjata cadangan.

Habib Rizieq mendirikan FPI hanya untuk kepentingan umat Islam (Yang Sepaham Dengannya) dan tidak untuk umat Islam (Yang Tidak Sepaham Dengannya).
Otomatis, orang yang berada diluar lingkungan keluarga Habib Rizieq sulit diwarisi jabatan sebagai Imam Besar FPI. Ini bisa memuluskan Habib Hanif Al Athos mendapat gelar sebagai penerus tahta Habib Rizieq.

Kendati Habib Hanif adalah keturunan trah Al Athos sedangkan Habib Rizieq adalah keturunan trah Shihab, maka marga Al Athos dan Shihab masih satu klan karena dirunut dari silsilah sama-sama keturunan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.

Ditambah kuatnya posisi Habib Hanif Al Athos ini juga mendapat dukungan dari sesama Habib. Termasuk dukungan dari Habib Bahar Sumayth (Smith) yang memimpin sayap kanan FPI, Majelis Pembela Rasulullah/MPR.

Kelompok keluarga Habaib dan kelompok pribumi yang sama-sama mengurus FPI diprediksi akan saling sikut-sikutan merebut tahta sebagai Imam FPI Kedua.
Namun, Habib Rizieq sudah mewanti-wanti agar semua pengikut setianya tidak terbelah menjadi dua kelompok.

Jika ada yang membela Novel Bamukmin atau ada yang membela Habib Hanif Al Athos, maka sebagai orang paling dipercaya untuk mengurus FPI sejatinya Novel Bamukmin.

Sebab, Novel Bamukmin adalah asisten pribadi Habib Rizieq yang kerap berada di sampingnya. Dimana pun sang Habib berada, Novel Bamukmin selalu ada disitu menjadi tangan kanan paling dipercaya.

Ditambah Munarman merupakan pengurus struktural paling bagus dan sangat cermat. Lantas Slamet Ma'arif merupakan Ketua DPC FPI yang sangat getol menjalankan ormas itu tanpa kenal lelah. Kita lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya setelah dualisme kepemimpinan FPI menjadi polemik paling tidak di inginkan.

Celakanya lagi kalau sampai Pemeintah ikut mengintervensi pergantian kepengurusan Imam Besar FPI yang baru, sudah pasti akan jadi bahan olok-olok dan umpatan dari saingan-saingannya termasuk NU dan Muhammadiyah yang sudah solid secara finansial.

FPI memang bukan ormas yang memiliki pendanaan yang baik, karena sering mengalami pasang surut akibat beberapa kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh para antek-antek dan pengikutnya.

Kita berharap semoga FPI bisa dibubarkan atau paling tidak direformasi, sebab kalau tidak dilakukan maka perangai orang-orang di dalamnya bisa mengancam stabilitas negara yang bermula dari aksi-aksi intoleran.

(Selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar