4/05/2020

Ternyata Marlboro Pernah Jadi Sponsor Pabrikan Selain Yamaha

 Foto : Alex Criville, Marlboro Honda Pons 1993

Tahukah kamu bahwa Marlboro tidak hanya menjadi sponsor tim Yamaha dan Ducati !

Iya, benar...
 
Marlboro pernah menjadi sponsor utama untuk tim satelit Honda di era 90an. Honda pernah mendapat sponsor dari Alex Criville pada tahun 1993 untuk tim satelit Pons Racing.

Waktu itu Yamaha protes karena corak livery nya mirip, untuk membedakannya Honda menambahkan sponsor lain yaitu Repsol sebagai pembeda yang mana Yamaha dan yang mana Honda. Sebetulnya pada waktu itu organisasi balap motor dunia, FIM sempat melarang tim-tim balap menggunakan livery sponsor yang sama dengan tim pabrikan lain untuk mencegah duplikasi dan hal-hal masif secara ilegal.

Namun Dorna Sports dan Flammini Group selaku operator kejuaraan tidak mempermasalahkan livery yang serupa, karena itu adalah hak setiap tim dalam berkompetisi dan mempromosikan produk-produk yang menyeponsori setiap pembalap.

Motor Yamaha berlivery Marlboro menggunakan merek oli Castrol, sedangkan Motor Honda milik Alex Criville berlivery Marlboro tetapi menggunakan merek oli Repsol.

 Foto : Loris Capirossi, Marlboro Team Pileri 1994

Kemudian di tahun 1995, ada lagi tim satelit Honda yang menggunakan livery Marlboro yaitu tim Honda Pileri. Tim ini dinaungi oleh pembalap muda yang kala itu sedang naik daun namun keputusannya naik kelas lebih awal menimbulkan kontroversi, dialah Loris Capirossi.
Loris Capirossi dipaksa naik kelas oleh Marlboro karena harus memperoleh pendapatan untuk memperbanyak angka penjualan rokok tersebut khususnya di Italia.

Naik kelasnya Loris Capirossi sempat menimbulkan ketidakpercayaan publik karena posisi Capirex saat itu hanya sebatas runner up kelas 250cc. Menurut publik, yang pantas naik kelas itu bukan Capirossi melainkan Max Biaggi, juara dunia kelas 250cc kala itu.

Namun, Max Biaggi mengaku belum siap balapan di kelas 500cc lantaran masih betah dan belum ada tawaran dari tim-tim kelas 500cc. Sehingga Max Biaggi menjuarai kelas 250cc empat kali berturut-turut bersama Aprilia dan Honda.

Lagi-lagi Yamaha protes, tim satelit Honda Pileri menggunakan livery yang sama ketika Pons Racing berlaga pada tahun 1993 silam.

Untungnya motor Honda milik Capirossi menggunakan merek oli buatan Perancis, ELF dan knalpot bermerek Polini asli Italia. Setelah kontraknya dengan tim Honda Pileri habis, Capirex hengkang ke Yamaha untuk mencicipi mesin pabrikan dan tentu kembali memakai livery yang sama.

Sayangnya, Capirossi harus turun kelas pada tahun 1997 akibat konflik internal yang melanda Yamaha. Kenny Roberts Sr hengkang dari Yamaha setelah cekcok dengan petinggi Yamaha gara-gara kontrak anaknya, Kenny Roberst Jr diputus.

Alhasil Kenny Roberts membawa serta sponsornya keluar dari tim garputala dan bekerjasama dengan perusahaan asal Malaysia, Modenas.
Marlboro sebagai sponsor tentu lebih menuruti keinginan juara dunia 3 kali itu sebagai wujud balas dendam dan ingin membuktikan bahwa Kenny Roberts bisa juara tanpa harus mengandalkan motor Yamaha YZR 500.

Marlboro menyeponsori tim milik Kenny Roberts yang bekerjasama dengan Proton selama 2 tahun, namun sayangnya mesin balap buatan Modenas yang bernama Modemas KR3 yang menggunakan mesin 3 silinder (Serupa Dengan Aprilia RSV 400 V3) dinilai gagal memenuhi ekspektasi dan hanya membuang banyak uang.

Gambar : Marlboro Kanemoto Honda, 1998

Dan disaat yang sama, muncullah tim balap yang sukses menggondol gelar juara kelas 250cc' Kanemoto Racing kembali naik kelas pada tahun 1998 setelah setahun berkompetisi di kelas menengah bersama dua pembalap andalannya yaitu Max Biaggi (Italia) dan Ralf Waldmann (Jerman).

Max Biaggi didaulat sebagai pembalap tunggal dan Ralf Waldmannhengkang dari tim Kanemoto lantas bergabung dengan tim milik Kenny Roberts guna menggantikan posisi Jean Michel Bayle yang rujuk dengan Yamaha.

Max Biaggi dengan percaya diri menggeber motor Honda NSR 500 dengan livery rokok Marlboro yang setahun lalu ia pakai di kejuaraan kelas 250cc. Max Biaggi mengulang apa yang dilakukan Loris Capirossi dan Alex Criville di masa lalu' ia ingin membuktikan bahwa bukan tidak mungkin livery motor Honda bisa menyatu dengan motor Honda.

Tidak disangka secara mengejutkan Max Biaggi menjadi pemenang seri perdana di Sirkuit Suzuka, Jepang setelah mengalahkan beberapa pembalap tim pabrikan sekelas Mick Doohan dan Alex Criville. Publik seakan tidak percaya dengan debut sensasional Max Biaggi di kelas utama' mengingat dirinya sudah mengantongi 4 gelar juara dunia kelas 250cc empat kali beruntun.

Foto : Ralf Waldmann, Marlboro Team Roberts 1998 

Performa Max Biaggi di kelas 500cc pada musim debutnya membuat beberapa pabrikan kepincut merekrut dirinya. Mengingat kontrak Max Biaggi dengan Honda akan habis pada akhir November 1998. Yamaha dan Suzuki tertarik mendatangkan Biaggi setelah Honda tidak lagi membutuhkan jasanya. 

Namun, Yamaha terlebih dahulu melamar Max Biaggi dan sponsornya pun ikut bersama Biaggi. Akhirnya pada awal tahun 1999' Yamaha kembali reuni dengan Marlboro setelah putus hubungan selama 2 tahun antara musim 1997-1998.

Sedangkan tim Kanemoto Racing, bekas tim Max Biaggi merekrut mantan juara kelas 250cc tahun 1990, John Kocinski (Amerika Serikat) setelah didupak dari tim satelit Movistar Honda Pons.

Sejak saat itu Marlboro mulai secara penuh kembali memakai Marlboro sebagai sponsor hingga tahun 2002. Dan kemudian Marlboro menjadi sponsor utama tim pendatang baru Ducati Corse pada tahun 2003 saat era motor 4 tak dimulai sampai hari ini.

(Selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar