6/18/2022

TERNYATA, DULU GUS NUR BERTAPA DI GUNUNG KAWI DEMI MENDAPAT KESAKTIAN

 

Gus Nur mengaku pernah bertapa di gunung kawi untuk mendapat kesaktian. Pria bernama asli Sugik Nur Raharja ini menghabiskan 40 hari melakukan "Tirakat" di kaki gunung kawi untuk menyempurnakan ilmu kebalnya supaya bisa dipakai mencari nafkah.

Gus Nur tidak makan, tidak minum, tidak sholat, tidak ngaji, tidak mandi dan tidak berhubungan seksual. Itulah yang dilakukan Gus Nur selama berada disana selama sebulan lebih sepuluh hari.
 
"Saya bertapa di gunung kawi 40 hari ndak makan/minum hingga kumpul bojo ndak sempet" ujar Gus Nur dalam suatu wawancara.
 
"Demi kesaktian saya ndak melakukan hal itu, pengorbanan saya dirasa sudah lebih dari cukup" lanjut Gus Nur.
 
"Saya sampai turun berat badan, semula saya itu bobotnya 80 kilo' begitu selesai tirakat turun jadi 40 kilo" jelas Gus Nur lagi.
 
Memang, untuk menjadi orang sakti ia harus banyak berjuang melakukan tirakat. Bertapa adalah bagian dari tirakat, mendekatkan diri pada Tuhan YME. Gus Nur sendiri mengaku dengan jujur ia tidak pernah sholat selama menjalani tirakat di Gunung Kawi sebab ia jarang mandi.
 
"Bagaimana saya bisa sholat, kalau badan saya kotor penuh najis' sedangkan untuk ngelakoni sholat itu harus disucikan dulu badannya, jadi bener-bener ndak sempet mandi cuma buat sholat saja" kata Gus Nur sambil bernostalgia.
 
Untungnya berakhir sempurna, selama 40 hari melakukan tirakat dengan bertapa' Gus Nur memperoleh ilmu baru yang membuatnya lebih sakti dari sebelumnya.
 
Gus Nur bilang dia sempat kehujanan tapi tidak merasakan masuk angin. Gus Nur mengira ia sudah memperoleh kesaktian yang ia harapkan selama ini.
 
"Waktu menjalani tirakat sempat kehujanan, tapi ndak meriang atau masuk angin' saya kan khusnuzon bahwa saya sudah sakti karena kebal penyakit" ujar Gus Nur sambil tersenyum.
 
"Ciri-ciri orang sakti itu ndak pernah sakit, termasuk sakit demam/masuk angin dan sebagainya" lanjut Gus Nur.
 
Pada hari ke 41 ia pulang dari Gunung Kawi, begitu pulang dari sana segera mandi dan melakukan sholat. Seusai sholat, Gus Nur menemui keluarganya di rumah dan membeberkan hasil kerjanya selama melakukan tirakat di Gunung Kawi.
 
"Habis tirakat saya pulang, tapi saya mandi dulu dong... Kan gak enak toh baunya dicium' sebulan lebih nggak mandi, mau ketemu istri takut dibilang bujit" kata Gus Nur sambil berkelakar.
 
Selama bertapa di Gunung Kawi, Gus Nur berhasil mendapat ilmu baru yang membuatnya lebih sakti dan kebal senjata. Ilmu baru itu berupa aji-ajian yang membuatnya tidak bisa mati' kalau tidak salah Gus Nur memperoleh kekuatan untuk menguasai Aji Pancasona.
 
"Saya dapat Aji Pancasona sehabis tirakat, setelah dapat jurus itu saya konsultasi ke teman-teman sesama jawara debus' mereka bilang Aji Pancasona itu bisa bikin orang terhindar dari maut" ujar Gus Nur dengan nada serius.
 
"Temen-temen bilang saya itu orang paling beruntung, bisa memperoleh Aji Pancasona yang bikin pemakainya tidak bisa mati asal kalau mati jatuhnya di atas tanah" kata Gus Nur.
 
Okelah, Gus Nur menjelaskan dengan singkat kenapa dia bisa menjadi sakti dan kuat seperti apa yang selama ini kita tahu.
 
Bagaimana pun juga Gus Nur tetaplah bukan seorang ulama, dia cuma cari makan lewat dakwah dan praktik sulap. Lagi pula, dia itu hanya seorang wong cilik ongklak angklik yang berhati licik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar