Gambar : Raden Werkudara
Dalam hatinya, Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan ingin sekali menjadi bagian penting dari kubu Pandawa Lima yang katanya akan melaksanakan perang besar. Lalu sang kakek tua itu memohon agar ia bisa manunggal dengan para Pandawa Lima' setidaknya ikut serta dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan peperangan.
Werkudara dan Arjuna menyambut hal itu dengan antusias, akhirnya mereka berdua mengajak Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan ke negeri Wirata untuk membantu para Pandawa yang sedang sibuk hendak melangsungkan upacara.
Sesampainya disana, Ki Demang Ijrapa dihadapkan kepada Prabu Matswapati beserta para punggawa kerajaan, kedatangan orang tua yang sudah lanjut usia tersebut adalah menyampaikan keinginannya sendiri karena merasa punya hutang jasa dengn para Pandawa Lima.
Lantas, Prabu Matswapati menanyakan apa keinginan sesungguhnya yang ada didalam hati Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan putranya. Maka secara tegas ia mengatakan bahwa akan menjadi sesaji upacara suci guna memperlancar prosesnya peperangan.
Mendengar hal itu semua orang terkejut, mengapa orang bijak sekelas Ki Demang Ijrapa mau menjadi sesaji demi kemenangan Pandawa Lima. Kemudian, Prabu Matswapati menanyakan kemantapan Ki Demang Ijrapa yang dikiranya main-main.
Sambil bertekuk lutut dan melakukan sembah, Ki Demang Ijrapa akan menjadi penyebab kemenangan Pandawa Lima dalam menempuh Bharatayudha. Hal demikian juga dilakukan Bambang Rawan putranya, bahkan mereka berdua sudah ikhlas merelakan hidupnya demi kemenangan orang yang dahulu pernah menolongnya.
Mendengar pernyataan itu, Prabu Kresna akhirnya mempersilahkan Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan untuk menjadi sesaji kemenangan dalam upacara yang seharusnya mengorbankan hewan ternak.
Akhirnya api pancaka sudah dibakar, disaksikan seluruh rakyat Wirata beserta para prajurit penjaga' Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan mengenakan busana serba putih sebagai wujud kesucian hati dan pikiran yang telah mantap melaksanakan keinginannya.
Sebelum terjun ke atas api, Ki Demang Ijrapa dan Bambang Rawan berpesan kepada Prabu Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula dan Sadewa agar negeri Ekacakra yang sudah ditinggal mati Prabu Bakasura dijadikan wilayah kekuasaan Pandawa Lima.
Dengan raut wajah yang sedih, Arjuna merasakan suasana haru menyelimuti jalannya upacara yang memang penuh emosi bergejolak didalam dada. Lantas apa boleh buat' inilah pengorbanan yang dilakukan oleh orang berhati suci demi membalas perbuatan di masa dulu.
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar